Selasa, 15 Juli 2014

Jangan Puasa-puasaan

Ulat dan ular adalah contoh hewan yang sama-sama melata. Kedua hewan ini sama-sama  menjalankan “puasa” di dalam kehidupannya masing-masing. Bedanya, ular berpuasa hanya untuk berganti kulit atau hanya memperbaharui fisik sedangkan ulat bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik. Pada ulat yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu, selain fisiknya yang berubah, pola hidupnya juga mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Dari pemakan dedaunan menjadi pemakan sari bunga yang manis. Pola makannya menjadi lebih baik.

Ulat dan ular pada awalnya adalah hewan yang kurang disukai manusia. Ulat yang diklaim sebagai penyebab gatal dan ular yang diklaim sebagai hewan yang berbahaya. Tetapi setelah ulat “puasa” untuk bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah, ia menjadi disukai oleh banyak orang karena keindahan dan ketertarikan warna. Sebelum ulat menjadi kupu-kupu, ia terlebih dahulu menjalani fase kepompong. Di sanalah ia mulai untuk “puasa” menjalani proses yang amat menyakitkan. Mulai berhenti makan dan minum. Menjauh dari kehidupan dunia untuk bermeditasi dan mendekatkan diri kepada Sang Khaliq. Jika ulat tidak berkonsentrasi dan fokus pada tujuannya,  tapi malah terlena oleh godaan dari luar, sehingga ia keluar sebelum waktu yang ditetapkan ia akan keluar sebagai makhluk lemah yang bersayap . sayapnya tidak dapat dipakai terbang bahkan membebaninya. Namun apabila si ulat fokus pada tujuan dan konsisten terhadap perbuatannya, menahan sakit yang teramat sangat selama di kepompong kurang lebih selama tiga minggu. Baru ia akan keluar menjadi kupu-kupu yang indah yang dapat terbang tinggi ke manapun ia suka.

Beda halnya dengan ulat, ular yang awalnya adalah hewan yang berbahaya dan menakutkan, setelah ”puasa’’ pun tetap seperti itu. Masih berbahaya dan menakutkan. Tidak ada perubahan yang signifikan dalam dirinya. “Puasa” yang ia lakukan tidak memberikan efek yang berarti bagi dirinya, hanya berganti kulit saja.

Kedua hewan tersebut layaknya kita. Orang-orang yang beriman. Jika kita berpuasa hanya sekedar menahan haus dan lapar tanpa mengetahui makna puasa tersebut atau bisa juga disebut “puasa-puasaan”, kita layaknya ular yang hanya berganti kulit setelah “puasa”. Tidak ada perubahan dari segi spiritual mereka. Dan jika berpuasa di awal-awal saja tapi tidak kuat di pertengahan karena terlena oleh godaan dari luar, maka itulah ulat yang GAGAL menjadi kupu-kupu. Hanya tumbuh sayap yang lemah. Tidak dapat dipakai untuk terbang bahkan malah memberatkan kesehariannya. Alangkah istimewanya jika kita berpuasa dengan penuh keikhlasan melawan segala hawa nafsu baik dari dalam maupun dorongan dari luar. Walhasil, kita akan berhasil menjadi makhluk tuhan yang indah. Hanya melakukan sesuatu yang baik. Memakan makanan yangb baik. Mengeluarkan perkataan yang baik. Sehingga kita akan mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Semoga di bulan suci Ramadhan ini, kita termasuk ke dalam golongan-golongan yang dibukakan pintu surga Rayyan. Amien ya Rabbal Aalamin.

Hadits riwayat Sahal bin Saad RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan masuk lewat pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada orang selain mereka yang masuk bersama mereka.”

Read More/Selengkapnya...

Minggu, 10 Juli 2011

Malam Nisfu Sya'ban

Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi)

Berkenaan dengan malam Nisfu (pertengahan) Sya'ban ada beberapa permasalahan yang patut diketahui: Tentang keutamaan malam ini, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya hadis A'isyah: "Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.


Dalam hadis Ali, Rasulullah bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).


Ulama berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya'ban, dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban jelas mempunyai keuatamana dibandingkan dengan malam-malam lainnya.


Bagaimana merayakan malam Nisfu Sya'ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sebagian umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil Aqsa ke arah Ka'bah.

Demikian juga tidak ada do'a khusus untuk malam nisfu Sya'ban, namun cukup dengan do'a-do'a umum terutama do'a yang pernah dilakukan Rasulullah. Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur'an, berdo'a dan amal-amal salih lainnya.

sumber : www.pesantrenvirtual.com
Read More/Selengkapnya...

Rabu, 22 Juni 2011

6 Wasiat Rasululloh SAW

IMAM Ali Bin Abi Thalib RA menerangkan, bahwa satu waktu datang seorang lelaki menghadap Rasulullah SAW dan berkata: "Wahai Rasulullah! ajarilah aku suatu amalan yang membuat aku dicintai oleh Allah, dicintai oleh para makhluk, Allah memperbanyak hartaku, menyehatkan badanku, memanjangkan umurku dan membangkitkan aku di mahsyar bersamamu!"

Rasulullah SAW bersabda: "Permintaan yang enam perkara itu memerlukan enam perkara yang lainnya, yaitu : Pertama, bila engkau ingin dicintai Allah, takutlah kepada-Nya dan bertakwalah. Kedua, bila engkau ingin cintai para makhluk, berbuat baiklah kepada mereka dan jangan berharap sesuatu dari yang mereka miliki. Ketiga, bila engkau ingin diperkaya dalam harta, maka zakatilah harta bendamu. Keempat, bila engkau ingin disehatkan badanmu, maka perbanyaklah sedekah. Kelima, bila engkau ingin diperpanjang umurmu, maka bersilaturahmilah kepada kaum kerabatmu. Keenam, bila engkau ingin dikumpulkan bersamaku di padang mahsyar, maka perpanjanglah sujudmu kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa." Secara singkat kita simak uraian berikut.

Dzunnun Al Misri ketika berjalan melihat "adegan" aneh. Ada seekor kalajengking besar sedang merayap tepi sungai nil. Disitu sudah menunggu seekor katak. Kalajengking itu naik ke punggung katak. Sang Katak mengantarnya ke seberang. Di sana ada seekor ular berbisa yang mendekati sang pemuda. Namun, sebelum sampai, kalajengking itu menjepit kepala ular dan mati. Pemuda itu selamat, padahal ia manusia biasa. Itulah salah satu contoh penjagaan Allah kepadanya, lantaran ketakwaannya kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda: "Jika ingin kuat berserahlah pada Allah. Jika ingin kita mulia, bertawakallah pada-Nya. Jika kita ingin menjadi yang paling kaya, mantapkan atas jaminan Allah melebihi (kekayaan) yang telah dipegangnya (harta yang telah ada)". Simak pula jaminan Allah kepada para ahli takwa dalam surah At-Thalaq (ayat 1-4).

Al Hasan meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan masuk surga kecuali orang yang bersifat kasih". Para Sahabat berkata, "Kita semua pengasih". Beliau berkata, "Bukan kasih sayang kalian terhadap diri kalian sendiri, tapi kasih sayang kalian terhadap umat manusia secara umum. Tidak dapat menyayangi mereka semua kecuali Allah". (HR. Thabarani, Bazar dan Baihaqi). Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda : "Sayangilah makhluk yang di bumi, niscaya Anda akan disayangi oleh yang dilangit".

Dalam majalah Amanah dikisahkan kejadian nyata di desa Putukrejo, Kecamatan Gondonglegi, 20 km dari kota Malang. Padi di sawah milik penduduk di desa tetangganya sudah hampir ludes di serang hama wereng dan tikus, sedangkan penduduk di desa Putukrejo bisa memanennya. Setelah diselidiki ternyata masyarakat di desa tersebut sangat disiplin membayar zakat dan gemar bersedekah. Dalam satu hadist Nabi SAW bersabda: "Lindungilah harta dan jiwa anda dengan zakat".

Rasulullah SAW bersabda : "Jagalah harta kamu dengan zakat dan obatilah sakitmu dengan sedekah dan hadapilah segala cobaan dan bahaya dengan doa serta kerendahan hati".

Dikisahkan dulu Nabi Daud AS bersahabat dengan Malaikat Maut. Satu hari Malaikat Maut memberitahu Nabi Daud bahwa ia akan mencabut nyawa si Pulan Enam hari lagi. Tapi ketika sudah lewat enam hari, orang itu ternyata masih hidup, maka Nabi Daud bertanya kepada Malaikat Maut mengenai sebabnya: "Apakah kamu lupa?" tanya Nabi Daud. "Oh, kalau mencabut nyawa seseorang saya tidak akan pernah lupa", jawab Malaikat Maut. "Lalu kenapa nyawa si Pulan itu belum kamu cabut?" kilah Nabi Daud. "Ketika saya keluar dari tempatmu, si Pulan telah menyambung tali kekeluargaan yang sudah putus. Maka Allah tambah umurnya 20 tahun lagi". Bukankah Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang ingin diperpanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, maka hendaklah ia menyambungkan persaudaraan". (HR.Bukhari dan Muslim). Dibentangkan kepadanya jalan rezekinya serta dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali kekeluargaan".

Rabiah bin Kaab, meriwayatkan : "Aku biasa melayani Rasulullah SAW di waktu malam, yaitu menyiapkan air, siwak, sajadah untuk shalat Tahajud beliau. Satu ketika karena senangnya dengan pelayananku, beliau bertanya, 'Apa yang paling engkau inginkan ya Rabiah ?'. Aku menjawab : 'Insya-Allah nanti akan saya sampaikan'. Setelah saya melakukan shalat istiqarah di rumah, esoknya saya berkata kepaa Rasulullah: 'Saya ingin menemanimu di surga'. Beliau bertanya lagi, barangkali ada permintaan lain. Tapi aku menjawab hal yang sama. Maka Rasulullah berkata : 'Kalau demikian bantulah aku menyelesaikan ini untukmu dengan sering-seringlah engkau bersujud" (HR. Muslim). Wassalam.**
Read More/Selengkapnya...

Kamis, 16 Juni 2011

Hati-hati dalam segala hal

KALAM AL-HABIB MUHAMMAD bin IDRUS AL-HABSYI

Al-Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi kepada sebagian daripada muhibbin (orang-orang yang cinta) kepadanya:

Aku wasiatkan kepada kamu sekalian untuk selalu ingat pada Allah.
Semoga Allah memberi keberkahan engkau dalam urusan menegakkan agama
terhadap istri, anak dan para pembantu rumah tanggamu.

Hati-hati, jangan menganggap remeh masalah ini, karena seseorang
terkadang mendapatkan berbagai musibah dan gangguan disebabkan oleh
orang-orang yang berada dibawah tanggungannya (anak, istri, dan
pembantunya), sebab dia sebagai pemegang kendali rumah tangganya.

Diceritakan, pernah terjadi pada salah seorang dari Saadah Bani Alawy,
yang juga termasuk salah seorang dari auliya’ yang selalu mengawasi
gerak-gerik dirinya agar tidak sedikit pun menyimpang dari jalur
Allah. Suatu hari dia ditakdirkan oleh Allah terkena suatu musibah,
yaitu ditawan oleh penguasa pada waktu itu. Kemudian dia berpikir
tentang dirinya, dosa apa yang menyebabkan dia bisa sampai terkena
musibah tersebut.

Setelah terbebas dari tawanan penguasa itu, dia lalu pulang ke
rumahnya dan mencari penyebab daripada musibah yang menimpa dirinya.
Diperiksanya satu persatu anggota keluarganya, dari mulai istri, anak,
sampai pada pembantunya. Setelah itu barulah dia mengetahui penyebab
daripada musibah yang menimpa dirinya. Ternyata salah seorang
pembantunya yang biasa memberi makan sapi miliknya tidak mengerjakan
shalat. Lalu dia berkata pada dirinya, “Jadi inilah penyebab saya
sampai mengalami musibah itu.”

Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!
(Di Poskan Oleh Fidriyansyah [Tsi])
Read More/Selengkapnya...