Ulat dan ular
adalah contoh hewan yang sama-sama melata. Kedua hewan ini sama-sama
menjalankan “puasa” di dalam kehidupannya masing-masing. Bedanya, ular berpuasa
hanya untuk berganti kulit atau hanya memperbaharui fisik sedangkan ulat
bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang cantik. Pada ulat yang bermetamorfosis
menjadi kupu-kupu, selain fisiknya yang berubah, pola hidupnya juga mengalami
perubahan ke arah yang lebih baik. Dari pemakan dedaunan menjadi pemakan sari
bunga yang manis. Pola makannya menjadi lebih baik.
Ulat dan ular pada
awalnya adalah hewan yang kurang disukai manusia. Ulat yang diklaim sebagai
penyebab gatal dan ular yang diklaim sebagai hewan yang berbahaya. Tetapi
setelah ulat “puasa” untuk bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah, ia
menjadi disukai oleh banyak orang karena keindahan dan ketertarikan warna.
Sebelum ulat menjadi kupu-kupu, ia terlebih dahulu menjalani fase kepompong. Di
sanalah ia mulai untuk “puasa” menjalani proses yang amat menyakitkan. Mulai berhenti
makan dan minum. Menjauh dari kehidupan dunia untuk bermeditasi dan mendekatkan
diri kepada Sang Khaliq. Jika ulat tidak berkonsentrasi dan fokus pada
tujuannya, tapi malah terlena oleh godaan dari luar, sehingga ia keluar
sebelum waktu yang ditetapkan ia akan keluar sebagai makhluk lemah yang
bersayap . sayapnya tidak dapat dipakai terbang bahkan membebaninya. Namun
apabila si ulat fokus pada tujuan dan konsisten terhadap perbuatannya, menahan
sakit yang teramat sangat selama di kepompong kurang lebih selama tiga minggu.
Baru ia akan keluar menjadi kupu-kupu yang indah yang dapat terbang tinggi ke
manapun ia suka.
Beda halnya dengan
ulat, ular yang awalnya adalah hewan yang berbahaya dan menakutkan, setelah
”puasa’’ pun tetap seperti itu. Masih berbahaya dan menakutkan. Tidak ada
perubahan yang signifikan dalam dirinya. “Puasa” yang ia lakukan tidak
memberikan efek yang berarti bagi dirinya, hanya berganti kulit saja.
Kedua hewan
tersebut layaknya kita. Orang-orang yang beriman. Jika kita berpuasa hanya
sekedar menahan haus dan lapar tanpa mengetahui makna puasa tersebut atau bisa
juga disebut “puasa-puasaan”, kita layaknya ular yang hanya berganti kulit
setelah “puasa”. Tidak ada perubahan dari segi spiritual mereka. Dan jika
berpuasa di awal-awal saja tapi tidak kuat di pertengahan karena terlena oleh
godaan dari luar, maka itulah ulat yang GAGAL menjadi kupu-kupu. Hanya tumbuh
sayap yang lemah. Tidak dapat dipakai untuk terbang bahkan malah memberatkan
kesehariannya. Alangkah istimewanya jika kita berpuasa dengan penuh keikhlasan
melawan segala hawa nafsu baik dari dalam maupun dorongan dari luar. Walhasil,
kita akan berhasil menjadi makhluk tuhan yang indah. Hanya melakukan sesuatu
yang baik. Memakan makanan yangb baik. Mengeluarkan perkataan yang baik. Sehingga
kita akan mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Semoga di bulan suci
Ramadhan ini, kita termasuk ke dalam golongan-golongan yang dibukakan pintu
surga Rayyan. Amien ya Rabbal Aalamin.
Hadits riwayat
Sahal bin Saad RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di dalam
surga itu terdapat pintu yang bernama Rayyan. Orang-orang yang berpuasa akan
masuk lewat pintu itu pada hari kiamat. Tidak ada orang selain mereka yang
masuk bersama mereka.”