Rabu, 14 April 2010

Kiat Meraih Tiket Menuju Syurga

Dalam sebuah riwayat Rasululloh saw bersabda “Jaminlah enam perkara kepadaku, niscaya Aku jamin kalian tiket ke sorga, yaitu : Berkatalah yang benar jika kalian bicara, Tepatilah apabila kalian berjanji, Tunaikanlah apabila kalian diamanati, Jagalah kehormatan kalian, Tundukkanlah pandangan kalian dan Kendalikanlah tangan kalian” (Hr. Ahmad & Baihaqi)

Hadits diatas menegaskan enam perbuatan yang pelakunya mendapat jaminan dari Rasululloh saw berupa tiket gratis ke sorga, yakni :

Pertama, Berkata benar .
Lisan bagi manusia merupakan instrumen yang paling signifikan mendatangkan kebaikan, tetapi ampuh juga mendatangkan keburukan, sejarah membuktikan tidak sedikit terjadinya kerusakan dalam skala besar di masyarakat gara-gara perkataan lisan yang tidak benar.

Karena itu disebutkan “salamatul insan fi hifdzil lisan” (keselamatan manusia tergantung pada lisannya)”, bahkan keberimanan seseorang juga diukur oleh lisannya, sebagaimana sabda nabi saw “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata benar atau diam saja”.

Yang termasuk perkataan baik menurut alqur’an meliputi : (1) perkataan yang benar, jujur, lurus, tidak bohong serta tidak berbelit belit, Ini disebut Qowlan Syadiida (Qs. 4 : 9), (2), Perkataan yang penuh hikmah, tidak sia sia, fasih, dan efektif, ini disebut Qowlan Baliigha (Qs. 4: 63), (3). Perkataan yang pentas, santun
dan relevan ini disebut Qowlan Mansuura (Qs. 17: 28), (4), Perkataan yang mulia atau Qowlan Kariima (Qs. 17: 23), (5) Perkataan yang lemah lembut dan menyejukkan atau Qowlan Layyina (Qs. Thoha : 44) dan (6) yang termasuk perkataan baik adalah Qowlan Ma’ruufa (Qs. 4 : 5) yakni perkataan yang bagus, tepat pemilihan katanya sehingga mudah difahami.

Lisan menjadi sangat berbahaya dan berdampak sosial luas, ketika ia digunakan untuk berkata dusta, berkata kotor, memfitnah, mengadu domba, menyebar isu bohong, ghibah, menghasut dan memprofokasi. Ucapan semacam itu dapat menyakitkan perasaan seseorang, membuat orang lain tercemar nama baiknya dan jatuh martabatnya, maka yang demikian itu dosanya adalah lebih besar dari pembunuhan. Sebagaimana sabda Rasululloh saw “Fitnah itu adalah lebih kejam dari pembunuhan. Maka bagi yang mampu menjaga lisannya dan hanya menggunakannya pada hal yang baik, adalah tiket pertama menuju sorga.

Kedua, Menepati janji.

Dalam Islam, janji itu adalah hutang yang harus dipenuhi, karena itu alqur’an menegaskan ” Hai orang orang yang beriman, tepatilah janji janji itu, sesungguhnya janji itu akan ditanya “.

Dari segi orientasinya, janji manusia ada dua macam, pertama, janji kepada Allah dan kedua janji kepada sesama manusia. Janji kepada Allah kita ucapkan setiap kali kita melakukan sholat, yakni dalam iftitah “sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah” juga ketika membaca surat alfatihah “Ya Allah hanya kepadaMu aku menyembah dan minta pertolongan”. Maka seseorang yang masih menyembah dan minta pertolongan kepada selain Allah “dalam segala bentuknya” berarti ia telah mengingkari janjinya.

Padahal baik janji kepada Allah maupun janji kepada manusia wajib hukumnya dipenuhi, karenanya janganlah mudah berjanji kalau tidak mau ditepati, sebab hal tersebut akan dihitung sebagai hutang yang akan ditagih dikemudian hari.

Ketiga, Menunaikan amanah

Dalam Qs. 4 : 58 Allah swt berfirman ” Sesungguhnya Allah menyuruh manusia menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya”

Semua yang ada pada kita berupa apapun sejatinya merupakan amanat yang wajib ditunaikan sesuai kehendak Allah swt, Dalam sebuah hadits Rasululloh saw bersabda “Apabila amanah sudah disia-siakan (tidak ditunaikan kepada yang berhak menerimanya), maka tungguhlah saat kehancurannya”.

Oang yang berkhianat bila mendapat amanah oleh Islam disebut orang munafik, seperti ditegaskan Nabi saw “Tanda orang munafik itu ada tiga : apabila berbicara ia dusta, bila berjanji ia ingkar dan bila dipercaya ia hiyanat.”

Sebaliknya, orang orang yang menyampaikan amanah menurut alqur’an adalah sifat orang mu’min yang akan mewarisi sorga firdaus dan akan kekal didalamnya. Hal ini tergambar dalam (Qs. 23 : 8, 10 dan 11) Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi,(yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.

Keempat, Menjaga kehormatan.
Menuruti dorongan nafsu seksual memang tidak akan ada puasnya, ibarat orang minum air laut, semakin banyak meminumnya, merekapun semakin haus. Apalagi di zaman ini, dimana peluang dan kesempatan begitu mudah didapat, bahkan terus ditawarkan secara terang terangan melalui pelbagai bacaan dan tontonan yang sifatnya umum sekalipun, oleh karenanya, dalam suasana yang demikian, upaya memelihara kehormatan bukanlah pekerjaan yang mudah, dibutuhkan iman yang kokoh, sekokoh karang ditengah badai gelombang yang terus menerjang.

Dalam riwayat yang lain hadits Nabi bersabda ” Barang siapa menjamin kepadaku memelihara apa yang ada diantara dua rahang (mulut) dan diantara dua kaki (kemaluan), maka saya menjamin baginya sorga “.

Kelima, Menundukkan pandangan

Pandangan manusia dapat menjadi sember kebaikan, tetapi juga dapat membawa pada malapetaka. Alqur’an menegaskan ” Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya….. (Qs. 24 : 30-31).

Dalam suasana dekadensi moral yang tingkat kerusakannya telah mencapai titik kritis, dimana publikasi adegan porno yang membangkitkan syahwat terus dipublikasikan secara gencar diberbagai media masa, seperti internet, TV, majalah, koran sampai HP, kiranya menahan pandangan telah menjadi tantangan yang sangat berat bagi kaum beriman.

Karena itu Nabi saw menganjurkan bagi para pemuda yang telah mempunyai kemampuan, untuk segera melangsungkan pernikahan, sebab dengan itu mereka dapat menjaga pandangan dan kemaluan dari hal-hal yang dilarang Allah. Dalam riwayat yang lain Rasul saw bersabda ” Terdapat tiga mata manusia yang nantinya tidak melihat api neraka, yakni mata yang terjaga di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang tidak mau melihat hal-hal yang diharamkan Allah” (Hr. Tabrani).

Keenam, Kendalikan tanganmu

Syarat terakhir orang yang akan diberikan tiket menuju sorga adalah mereka yang mampu mengendalikan tangan atau kekuasaannya dengan baik.

Yang disebut mengendalikan tangan dengan baik adalah tidak mengambil sesuatu yang dilarang Allah, misalnya mencuri, merampas hak orang lain, memukul atau menyakiti orang lain dan semacamnya, tidak meminta minta, juga tidak memegang seseorang yang tidak halal baginya.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Tabrani, disebutkan “ditikam dari besi adalah lebih baik daripada tangan yang menyentuh “bi sahwat” seseorang yang tidak halal baginya. Sedangkan mengendalikan kekuasaan dengan baik adalah tidak menggunakan kekuasaannya untuk mendholimi diri sendiri apalagi mendholimi orang lain.

0 komentar:

Posting Komentar