Selasa, 13 April 2010

Kiat Memperoleh Syafaat Rasulullah

Adalah obsesi setiap muslim untuk selalu mendapatkan syafaat Nabi Muhammad saw, selalu dekat dengan beliau, diakui sebagai pengikut setianya dan dikumpulkan bersamanya di akherat kelak, dan tidak ada seorangpun diantara kita yang menghendaki jauh dari beliau, sebab sejatinya tidak ada yang dapat kita andalkan dari amal kita dihadapan Allah tanpa syafaat beliau.

Sungguh terlalu banyak dosa dan kelemahan kita dan terlalu sedikit amal sholeh kita untuk dibawa kehadapan Allah swt, maka satu-satunya harapan kita yang masih tersisa untuk memperoleh kehidupan yang baik adalah kasih sayang Allah swt dan syafaat Rasululloh saw. Bahkan saking pentingnya syafaat Rasululloh, disebutkan dalam sebuah hadits ” Doa seseorang masih tertutup hijab sebelum ia mengucapkan sholawat bagi Muhammad saw dan ahlul baitnya”.

Namun demikian, untuk mendapatkan syafaat Rasululloh saw, dibutuhkan beberapa persyaratan antara lain :

Pertama, mencintai beliau secara tulus.

Anas bin malik meriwayatkan sebuah hadits ” Suatu saat seorang arab dusun bertanya kepada Rasululloh saw : ya Rasul, kapankah hari kiamat itu tiba ? Rasul yang mulia balik bertanya : apa gerangan yang telah anda siapkan hingga anda bertanya itu ? Ia menjawab, demi Allah saya tidak mempersiapkan apa-apa kecuali kecintaan saya kepada anda, lalu Rasul saw bersabda “Anta ma’a man ahbabta” (anda akan dikumpulkan bersama orang yang anda cintai). Dalam Alqur’an Allah berfirman ” Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Muhammad, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Qs. 3 : 31)

Jika seseorang mencintai orang lain, maka nama orang itu akan sering disebutnya, seluruh prilakunya akan ditirunya, ia akan menjalankan apa yang diperintahkan kekasihnya itu dan menjauhi apa yang dilarangnya. Sama dengan orang mencintai bola, maka dia akan mencintai apa saja yang berkaitan dengan bola, dia akan menempel poster bola, membaca segala hal yang berkaitan dengannya dan selalu bersemangat dalam membicarakannya, dia akan mampu bangun tengah malam — meski amat capek — bila tim kesayangannya bertanding, dia berusaha meniru segala modelnya, menganggap penting segala pemberiannya, dan mempertahankannya hingga tetes darah penghabisan.

Demikian juga dengan cinta kepada Rasululloh saw, maka salah satu buktinya adalah bila disebut nama beliau bergetarlah hatinya, bergejolaklah totalitas emosinya karenanya., dan terdorong untuk senantiasa menjalankan apa yang diperintah Rasul serta menjauhi segala sesuatu yang dilarangnya.

Dalam sebuah riwayat disampaikan ‘Manusia yang paling mulia di hari kiamat, adalah mereka yang paling banyak mengucapkan sholawat kepada Muhammad saw”.


Kedua, meneladani sifat, prilaku dan pola hidup beliau.

Semasa hidupnya Rasululloh menampilkan akhlakul karimah, meskipun tidak jarang beliau diganggu, dicemooh difitnah, diteror , diembargo bahkan diancam akan dibunuh oleh para berandalan kafir qurayis. Tetapi Rasul dengan sangat ramah terus mendoakan keselamatan mereka, Ya Allah berilah petunjuk kaumku, mereka bersikap demikian kepadaku karena kebodohan mereka. Rasul senantiasa membalas kejahatan dengan kebaikan.

Selain itu Rasul juga dikenal sebagai sosok yang jujur terpercaya, pola hidupnya sederhana meskipun sebenarnya beliau bisa hidup bergelimang harta bila beliau mau, beliau lebih memilih bergaul dengan mustad’afin dari pada mustadbirin, memilih gaya hidup alit daripada elit, memilih menempuh dukacita dari pada sukaria, Rasul lebih banyak menangis daripada tertawa. Beliau selalu menempatkan ketinggian akhlak diatas yang lain, mendahulukan orang lain dari dirinya sendiri, sikapnya ikhlas dan bersahaja, lebih banyak berbuat daripada berdebat. Itulah sebagian prinsip pola hidup Rasulullah. Dalam sebuah riwayat, Rasululloh berkata kepada Ali bin Abi Tholib “pegang teguhlah prinsip yang aku contohkan padamu meskipun karena itu anda sampai menguyah urat-urat kayu, sehingga anda meninggal dunia dalam keadaan seperti itu” .


Ketiga, melanjutkan misi kerisalahan beliau. Salah satu risalah penting beliau adalah menyempurnakan Akhlak. Ditegaskan dalam hadits “Sesungguhnya Aku tidak diatus kecuali untuk menyempurnakan akhlaq”.

Apakah semua orang Islam dapat secara otomatis akan mendapatkan syafaat Rasul ? Jawabannya, tidak. Bila orang itu masih mengukur orang lain dari aliran fikirnya, bukan dari amal dan akhlaqnya, bila orang itu merasa paling benar sendiri tetapi berakhlak rendah, memperbesar perbedaan tetapi lalai meningkatkan kwalitas pribadinya, mengaku inklusif sambil bersikap eksklusif, memuji-muji Rasul saw tetapi tidak menirunya, maka tentu mereka tidak akan memperoleh syafaat Rasul.

Muthahhari menyebutkan diantara ciri-ciri pengikut Muhammad saw, adalah : (1) Mereka yang berjuang di jalan Allah dan tidak peduli apakah maut menjemput mereka atau mereka menjemput maut. (2) Mereka yang mendahulukan kepentingan orang lain dari kepentingan diri sendiri, mencintai orang lain seperti mencintai diri sendiri. (3) Mereka yang memberikan apa yang dipandang baik dan menahan apa yang dipandang jelek, tidak didapatkan dalam diri mereka prilaku yang dilarang Allah swt. (4) Mereka yang banyak memberikan manfaat pada orang lain, walau dirinya sendiri harus menderita. (5) Mereka yang lebih banyak memberikan uswatun hasanah daripada mau’idatun hasanah. (6) Mereka yang membalas makian dengan doa keselamatan.(7) Mereka yang mengayomi siapa saja terutama orang orang alit, teraniaya dan tertindas. (8) Mereka yang prinsip hidupnya tidak bisa ditukar dengan gemerlap duniawiyah. Dan (9) Mereka yang meletakkan ukuwah diatas segalanya.

Maka kalau ingin mendapat syafaat Rasul, seseorang harus banyak memberikan manfaat pada orang lain walau dirinya harus menderita, tidak berhenti mengupayakan persatuan kaum muslimin walau maut taruhannya, terus memperkokoh kometmen dalam berpegang teguh kepada dua pusaka peninggalan beliau dan terus berjuang mempersatukan sesama mu’min dalam akidah, bertoleransi dalam khilafiyah dan berfastabiqul khoirat dalam amaliyah.


Kini saatnya bercermin diri pantaskah kita mengharap syafaat Rasul padahal sedikitpun kita tidak berpegang teguh pada prinsip hidup yang dicontohkan beliau, pantaskan kita mengharapkan sorga Allah padahal kita tak berhenti bermaksiat kepadaNya. Maka, bila kita ingin memperoleh syafaat Rasul saw, cintailah beliau dengan tulus, teladani sifat dan pola hidupnya, pegang teguhlah prinsip yang dicontohkannya, lanjutkanlah misi kerisalahannya dan ta’atilah apa yang diperintahkan dan jauhilah segala yang dilarangnya. Bila semua itu kita lakukan, insyaAllah syafaat beliau akan kita raih

1 komentar:

Aries Priyono mengatakan...

"Sebagai muslim sudah selayaknya kita berfilsafat sebagaimana filsafat hidup Rasulullah SAW. Apa saja filsafat hidup Rasulullah… http://adf.ly/1NFn6.
Powered By http://ijinsedotgan.blogspot.com"

Posting Komentar